Harga spot dari salah satu aset safe-haven, Emas, telah merosot sejak sesi Asia hari ini ketika saham – saham menguat naik setelah rilisnya data kuat Cina dan terjadinya perjanjian di antara Amerika Serikat (AS) dan Meksiko.
Emas berjangka untuk penyerahan Agustus, diperdagangkan di divisi Comex Bursa Perdagangan New York, telah anjlok sebesar 1,0% pada $1,332.05 per ounce pukul 12.15 WIB (GMT+7).
Secara keseluruhan, surplus perdagangan Cina pada bulan Mei lalu secara signifikan telah melebihi ekspektasi pasar meskipun masih adanya kekhawatiran terhadap sengketa perdagangan antara Cina dan AS masih terus berlangsung.
Kesepakatan AS dan Meksiko

Sementara itu, AS dan Meksiko telah mencapai kesepakatan migrasi pada akhir minggu lalu untuk mencegah terjadinya perang tarif, setelah Presiden AS, Donald Trump, yang sebelumnya mengancam akan menerapkan tarif impor 5% bagi semua barang Meksiko pada minggu ini jika Meksiko tidak berkomitmen untuk memperketat perbatasannya.
Meskipun hari ini harga spot emas terjungkal, beberapa analis masih percaya bahwa emas dapat menyentuh wilayah harga $1.400 per ounce pada tahun ini karena investor melakukan lindung nilai risiko.
Kepala analisis pasar EMEA dan kawasan Asia di INTL FCStone Inc, Rhona O’Connell, mengatakan dalam laporan Bloomberg:
“Semua kelas aset yang dominan saat ini memiliki “tanda tanya” di atas mereka, yang umumnya terjadi ketika emas ikut bermain.”
Rhona pun mengatakan bahwa ada cukup banyak unsur risiko dalam prospek ekonomi dunia, masih ada tingkat risiko geopolitik, mata uang tampak tidak stabil, dan fakta bahwa pasar sedang dibayang- bayani resesi, serta pasar ekuitas yang jelas tengah terancam.

Sebelumnya, pada akhir minggu lalu, harga emas telah menerima beberapa dukungan dari hasil data laporan pekerjaan AS (NFP) yang lemah, yang meningkatkan harapan bahwa bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed), akan memangkas suku bunga.
Para analis sudah memperkirakan pemangkasan tersebut sebelum data NFP dirilis. Ini karena ketegangan perdagangan yang meningkat antara AS dan Cina yang meningkatkan kekhawatiran para investor dan pelaku pasar akan potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Ketua The Fed, Jerome Powell, mengindikasikan pada pekan lalu bahwa pihak The Fed akan bertindak sesuai dengan kebutuhan untuk mempertahankan ekspansi ekonomi.
Perang Dagang Cina dan AS

Menilik informasi terbaru mengenai perang perdagangan antara Cina dan AS, Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, mengatakan bahwa pada akhir pekan AS akan “maju dengan rencana kami,” yakni akan mengenakan tarif lebih banyak jika pembicaraan dengan Cina tidak berjalan dengan baik.
Sumber: Investing.com