Harga Saham INDY Naik Tajam, Sudah Pantaskah Untuk Investasi Jangka Panjang?

0
2473

Pada perdagangan pasar saham Selasa Kemarin, harga saham PT Indika Energy Tbk (Kode Emiten: INDY) telah ditutup di level Rp 1.675 per saham, atau telah melonjak sebesar 25,47% dari hari sebelumnya yang ditutup di posisi Rp 1.335 per saham.

Transaksi “roket” saham INDY tersebut ditopang oleh volume perdagangan yang mencapai 95,37 juta saham. Jumlah volume perdagangan tersebut, melonjak hingga 1.376% dari hari sebelumnya yang ada di kisaran 6,46 juta saham.

Menurut sajian berita Bloomberg, langkah negara-negara Asia yang sepakat untuk mendukung penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik (coal-fired power plants) dengan menganggarkan US$ 64 miliar telah membuat harga saham batu bara di tanah air melesat.

Berdasarkan data emiten Kuartal Pertama (Q1) tahun 2019 yang saya dapatkan dari IPOT News, INDY telah membukukan laba bersih sebesar Rp 166 Miliar. Dibandingkan pada Q1 tahun 2018, angka ini telah lebih rendah karena sebelumnya justru INDY telah membukukan laba bersih sebesar Rp 802 Miliar.

Berdasarkan data tersebut, kini laba per lembar saham (EPS) INDY adalah Rp 32,02 dengan Price Earning Ratio (PER) diangka 53.56x.

Potensi Investasi Jangka Panjang di saham INDY

Mari kita sepakati bersama terlebih dahulu,
apa yang saya maksudkan dengan investasi jangka panjang dalam artikel ini ialah untuk menyimpan saham dalam kurun waktu minimal 2 tahun dan diharga yang telah berada dalam status “pantas beli” versi teknikal.

Mari kita analisa potensi Investasi INDY berdasarkan Grafik Time Frame Monthly (Bulanan) dibawah ini:

Tampak setelah jangka panjang, harga telah berada dibawah Area Konfirmasi (antara 2.200 – 2.800), yang membuat harga masih terlihat akan melanjutkan sentimen Bearish pasca tertembusnya Area Konfirmasi tersebut yang kemungkinan akan mencapai wilayah Level Swing pada gambar (1.080).

Jika mengikuti pola gerak psikologis, tampak gairah invetor masih akan tertahan dikisaran wilayah harga Rp 2.000 untuk melepas kembali kepemilikannya sehingga dalam pandangan saya, investasi jangka panjang belum layak dilakukan jika anda mulai tertarik masuk karena lonjakan harga Selasa kemarin.

Berdasarkan data fundamental pun, laba bersih INDY masih belum positif dan memuaskan, sehingga dorongan harga kemarin hanya dilandaskan oleh sebuah berita kesepakatan batubara (takut tertinggal kenaikan), bukan karena diri perusahaan itu sendiri.

Menurut saya, investasi jangka panjang pada INDY baru bisa kita lihat prospeknya setelah melewati, minimal Kuartal Kedua 2019, untuk melihat bagaimana perusahaan membangun kekuatan finansial pasca berita kesepakatan batubara maupun untuk meraup Laba Bersih yang lebih tinggi.

Dan secara teknikal, selama masa tunggu ini, kita juga akan melihat bagaimana pergerakan harga selanjutnya, apakah akan mulai mengalami pengurangan akselerasi dalam Bearish Weekly (sehingga status “pantas beli” mulai tercipta), atau justru masih tertelan penurunan dalam hingga menembus Level Swing. Sehingga saat ini, menurut saya, INDY masih belum pantas untuk dijadikan kendaraan investasi jangka panjang.

Penting untuk dicatat! Analisa ini bukanlah sebuah anjuran kepada pembaca untuk berinvestasi terhadap emiten yang diulas, melainkan sebagai bahan tambahan untuk analisa pribadi pembaca sekalian yang saya harapkan dapat membantu dalam melihat emiten yang diulas dari sudut pandang yang berbeda. Terima Kasih