Saham Asia cenderung bergerak menurun setelah sesi market AS yang lemah dan pergerakan lebih lanjut dalam yield (imbal hasil) Treasury semalam yang juga melemah karena investor ingin menilai berita terbaru tentang pembicaraan perdagangan dan menunggu lebih banyak petunjuk tentang kebijakan moneter.
Ekuitas Jepang menanggung beban kerugian terbesar, dengan pasar saham lebih rendah yang juga melanda Australia dan Korea Selatan. Indeks S&P 500 ditutup lebih rendah karena Presiden AS, Donald Trump, tidak menunjukkan urgensi untuk menyelesaikan gesekan perdagangan dengan Cina dan memperbarui seruannya untuk penurunan suku bunga Federal Reserve yang “besar”.
Yield benchmark 10-tahun masih oke, seperti halnya dolar AS setelah tergelincir dari level tertinggi tahun ini.
Saham Asia dan Reversal Treasury AS

Hanya sehari setelah pasar menyambut kemajuan negosiasi perdagangan, investor telah mengambil pendekatan yang lebih hati-hati.
Penasihat ekonomi utama Trump, Larry Kudlow, berbicara dengan para pemimpin bisnis minggu ini di tengah kekhawatiran tentang resesi, perang perdagangan, dan pasar whipsawing.
Notulen Fed akan dirilis pada hari ini dan meskipun mereka sudah ‘ketinggalan zaman’ mengingat gejolak pasar baru-baru ini dan kemungkinan akan dibayangi oleh pidato Jerome Powell di Jackson Hole, mereka dapat memberikan kejelasan pada prospek ekonomi yang akan mendorong para pejabat untuk terus menurunkan suku bunga dan kemungkian juga akan berdampak pada Saham Asia.
Mark Kiesel, kepala investasi global kredit di Pacific Investment Management Co, mengatakan kepada Bloomberg TV:
“Ekonomi global sedang melambat, kebijakan moneter memiliki batasan dan kami kemungkinan tidak akan segera berporos ke kebijakan fiskal. Kenyataannya adalah bahwa risiko telah meningkat banyak.”
Momen Penting Minggu Ini

Disisi lain, minyak masih berfluktuasi dan emas mulai bergerak turun. Obligasi Italia melonjak pada hari Selasa kemarin ketika Perdana Menteri Giuseppe Conte mengundurkan diri, dengan prospek koalisi alternatif yang masih diracik.
Berikut adalah beberapa momen penting yang akan segera kita hadapi:
- Risalah pertemuan Juli Fed akan memberikan rincian tentang diskusi yang mengarah ke pemotongan suku bunga pertama dalam satu dekade ketika dirilis pada hari ini.
- Jerman akan menjual obligasi 30-tahun dengan kupon 0% untuk pertama kalinya pada hari ini, dalam kesibukan penjualan utang dalam dua minggu ke depan yang menawarkan suku bunga negatif.
- Kamis akan ada keputusan suku bunga dari Bank Indonesia (BI) dan konferensi pers dengan Gubernur Perry Warjiyo.
- Flash PMI dijadwalkan untuk zona Euro pada hari Kamis.
- Federal Reserve Bank Kansas City mengadakan simposium bank sentral tahunan di Jackson Hole, Wyoming, mulai Kamis. Ketua Fed, Jerome Powell, akan memberikan komentarnya pada hari Jumat.
Dan inilah langkah-langkah utama dari sisi pengaruh market:
Saham
- Futures S&P 500 menambahkan 0,1% pada pukul 9:04 pagi di Tokyo. Indeks yang mendasarinya turun 0,8% pada hari Selasa kemarin.
- Indeks Topix Jepang turun 1%.
- Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,2%.
- Indeks S&P / ASX 200 Australia kehilangan 0,4%.
Mata Uang
- Yen bertahan di 106,32 per dolar.
- Yuan Off shore stabil di 7,0725 per dolar.
- Indeks Spot Dollar Bloomberg naik tipis.
- Euro dikisran $ 1,1097, sedikit berubah.
Obligasi
- Imbal hasil pada obligasi 10-tahun AS tetap di 1,56%.
- Imbal hasil 10-tahun Australia turun tiga basis poin menjadi 0,91%.
Komoditas
- Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI OIL) bergerak datar pada $ 56,16 per barel.
- Emas turun 0,1% menjadi $ 1,506.95 per ounce.
Secara psikologis dan teknikal, Indeks dolar AS (DXY) akan memberikan gambaran pandangan market atas kebijakan maupun pandangan yang dibuat oleh para petinggi Federal Reserve AS dari berlanjut tidaknya sentimen Pelemahan pasca penutupan negatif kemarin, yang hampir mencapai level tertinggi tahunannya dan tentu akan memberikan dampak besar pada pair perdagangan utama.
Sumber: Bloomberg.com