Fundamental
Istirahat musim panas di kawasan Bumi Utara secara periode telah berakhir dengan diakhiri oleh libur hari Buruh AS kemarin, setelah itu para pedagang kembali ke meja mereka, dan kalender ekonomi mulai meningkat, begitupun dengan sentimen fundamental.
Tahun ini tidak terkecuali – Hari Buruh jatuh pada tanggal 2 September, dan data fundamental penting akan menyusul dengan tebal dan cepat setelahnya.
Sepertinya ini saat yang tepat untuk melihat beberapa poin data penting yang keluar selama bulan September ini, dan pengaruh yang mungkin mereka miliki terhadap pasar.
Fundamental Forex September
Mari kita mulai dengan data yang akan keluar di AS minggu ini, yang mencakup beberapa angka yang cukup signifikan. Di minggu ini, tepatnya hari ini, 3 September akan ada rilisan data ISM, atau Institute of Supply Management, data PMI Manufaktur untuk bulan Agustus.
Data PMI adalah ukuran kegiatan ekonomi dalam suatu perekonomian, dan dipandang sebagai indikator utama, atau sebagai dasar wawasan kedepan untuk pergerakan ekonomi sebelum terjadi.
PMI manufaktur AS telah menurun sejak Juli 2018, dan meskipun data tetap di atas level yang menunjukkan penyusutan sektor manufaktur, bacaan berada di level 50 atau di bawah. Pembacaan bulan lalu dari hanya 51,2 telah naik tipis dari angka tersebut.
Pasar mengantisipasi sedikit peningkatan pada data Agustus ke 51,4 (dalam forecast), yang akan menjadi langkah naik pertama sejak bulan Maret tahun ini.
Penciptaan Lapangan Kerja AS
Tiga hari setelah data ISM, kita akan memiliki apa yang dipikirkan banyak orang sebagai titik data paling penting bulan ini, dalam bentuk data Non Farm Payroll (NFP) bulan Agustus, menunjukan angka penciptaan lapangan kerja dan lainnya di AS selama bulan sebelumnya.
Jumlah penciptaan lapangan kerja di AS sangat bervariasi pada tahun 2019 sejauh ini. Juli ada 164.000+ pekerjaan baru, angka tersebut turun dari Juni yang sebesar 193.000+.
Setelah merosot menjadi hanya 3,6% selama bulan April dan Mei, tingkat pengangguran AS cukup naik lebih tinggi hingga Juni dan Juli menjadi 3,7%.
Pasar, yang tetap khawatir tentang prospek pertumbuhan ekonomi AS pada sisa 2019 dan sepanjang 2020, akan mempelajari rilisan data PMI dan NFP dengan hati-hati, mencari tanda-tanda apakah bisnis akan memangkas jumlah karyawan, atau mengurangi jam kerja.
Dolar AS melemah terhadap Yen hingga Agustus – membawa kerugian disepanjang tahun 2019 menjadi -3,30%.
Kekuatan Yen lebih lanjut akan mewakili sikap risk-off di antara para pedagang, sementara reli dolar AS kemungkinan akan menandakan kembali tidanya pola pikir risk-on di market.
Data penting lainnya yang akan keluar diminggu ini adalah keputusan suku bunga dari Reserve Bank of Australia pada hari ini, dan Bank Kanada pada tanggal 4 besok.
Semua poin diatas memiliki implikasi untuk sentimen pasar di sekitar pertumbuhan global dan juga prospek perdagangan.
Fundamental: GDP Jepang dan Inflasi Cina
Minggu kedua di bulan September ini akan menyajikan rilisan data PDB Q2 atau angka Produk Domestik Bruto dari Jepang. Data tersebut akan bertepatan dengan pembukaan pasar pada Minggu malam di sesi market London.
Ekonomi Jepang telah tumbuh selama kuartal terakhir. Pembacaan awal untuk PDB pada kuartal kedua tahun ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 0,40%, jauh di atas perkiraan pasar yang hanya tumbuh sebesar 0,10%.
Ini adalah pertumbuhan kuartal ketiga berturut-turut di Jepang, dan akan menarik untuk melihat apakah pembacaan akhir pada pertumbuhan kuartal kedua akan mempertahankan momentum itu atau tidak.
Pada hari Selasa depan, 10 September, kita akan mendapatkan kesempatan untuk melihat tingkat inflasi di Cina dengan merilis Indeks Harga Konsumen atau data CPI untuk bulan Agustus.
Meskipun ada kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi Cina, inflasi telah meningkat di negara Panda tersebut pada tahun 2019.
Pertemuan Bank Sentral
Pada hari Kamis depan, 11 September, kita akan memiliki salah satu dari dua momen penting bank sentral utama, yakni pertemuan suku bunga September dari Bank Sentral Eropa (ECB).
Ini akan menjadi kesempatan terakhir bagi Presiden ECB, Mario Draghi, untuk meningkatkan ekonomi Zona Euro sebelum dia mundur dari jabatannya pada bulan Oktober mendatang.
Cara yang paling jelas bagi ECB adalah memangkas suku bunga lebih jauh ke wilayah negatif dan memperkenalkan kembali Pelonggaran Kuantitatif atau QE, di mana bank sentral akan mencetak uang untuk membeli obligasi dan aset lainnya.
Timing yang Buruk
Namun, Mario Draghi mungkin merasa ‘tangannya terikat’ karena tenggat waktu kepergiannya, dan juga, seharusnya sang penggantilah, Christine Lagarde, yang menjadi pembuat keputusan semacam itu.
Dengan tidak adanya tindakan langsung oleh ECB, pasar akan fokus pada pernyataan dan konferensi pers yang mengikuti keputusan tersebut, mencari petunjuk tentang seberapa parah perlambatan aktual ekonomi di Zona Euro.
Juga, kita akan memiliki kesempatan untuk melihat inflasi AS dan data penjualan ritel masing-masing pada tanggal 11 dan 12 September.
Fundamental Selanjutnya
Pertemuan suku bunga bank sentral utama lainnya adalah pertemuan Federal Reserve AS, atau The Fed, pada hari Rabu berikutnya, tanggal 18 September.
Pertemuan ini akan menjadi pertemuan pertama dari komite pasar terbuka The Fed sejak mereka menurunkan suku bunga AS pada bulan Juli.
Risalah dari pertemuan itu menunjukkan bahwa anggota The Fed terbagi atas perubahan kebijakan, dan bahwa pemotongan suku bunga di bulan Juli tidak menjamin pengurangan lebih lanjut atas kekuatan dolar AS pada 2019.
Namun, pandangan itu secara langsung bertentangan dengan pemikiran pasar, yang menetapkan tingkat lain sebesar -0,25% yang akan dipotong untuk bulan September.
Itu juga bertentangan dengan komentar dari ketua The Fed, Jerome Powell, di KTT Jackson Hole, di mana ia mengatakan bahwa penurunan suku bunga AS lebih lanjut jelas masih menjadi pilihan.
Powell juga mengatakan bahwa The Fed terbatas dalam apa yang bisa dilakukannya untuk mengimbangi kebijakan perdagangan dari Presiden AS, Donald Trump, dan khususnya, yang terkait dengan Cina.
Hal ini telah mengakibatkan Presiden Trump mempertanyakan apakah Powell adalah:
“ancaman yang lebih besar bagi ekonomi AS daripada Presiden Cina Xi Jinping!”
Bankir sentral tetap berusaha untuk menjauh dari politik, tetapi pertukaran komentar ini menunjukkan bahwa hubungan antara Fed dan Gedung Putih telah hancur total. Mr Powell, tentu saja, kandidat pilihan Presiden Trump untuk peran ketua Fed.
Dengan mengingat hal ini, taruhan untuk pertemuan September tidak bisa lebih tinggi.
Jika suku bunga AS dipotong sekali lagi dan komite mengadopsi sikap yang lebih dovish, maka pasar sekuitas AS bisa mendapatkan keuntungan.
Namun, jika ‘ garis keras’ pada perdagangan dengan Cina merusak ekonomi AS, dan jika The Fed benar-benar tidak memiliki respons kebijakan yang efektif, maka itu dapat mengganggu pasar saham dan melemahkan dolar AS, serta memanaskan roda pemilihan presiden AS pada 2020 mendatang.
Masih ada banyak lagi data dalam kalender ekomi di sepanjang September ini untuk membuat para pedagang sibuk di pasar, tetapi momen dalam artikel ini, semuanya berada dalam prioritas teratas dan patut kita jadikan acuan analisa fundamental dan pertimbangan outlook perekonomian. Happy Trades All!
[…] itu muncul ketika para pejabat Cina dan AS berjuang untuk menyepakati jadwal pertemuan yang direncanakan bulan ini setelah Washington menolak permintaan Beijing untuk menunda tarif yang […]
Comments are closed.