PT Bank Central Asia Tbk atau biasa kita sebut bank BCA menjelaskan saat ini perusahaan tengah bersiap untuk mengadopsi teknologi blockchain.
Namun demikian, pihaknya menyatakan akan tetap menaati berbagai aturan yang telah ditetapkan regulator.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan, dengan mengadaptasi teknologi blockchain harapannya operasional perseroan dalam pelayanan nasabah bisa lebih efektif. Namun demikian, dirinya belum bisa mengungkapkan kapan tepatnya teknologi blockchain akan benar-benar diterapkan.
Jahja mengatakan, adaptasi teknologi blockchain perlu dilakukan seiring dengan tren layanan digital perbankan terus mengalami pertumbuhan.
Hal ini tercermin dari tren transaksi di cabang-cabang BCA yang terus menurun. Berdasarkan catatannya, saat ini orang-orang cenderung melakukan transaksi melalui layanan digital. Ia pun mengatakan:
“Itu dari dulu kan dicabang kita ATM 71 persen sekarang 75 (persen) digital m-banking dan internet banking, jadi dicabang makin dikit, dulu 17 persen di cabang sekarang tinggal 1,8 persen. Jadi tinggal 10 persen dari sebelumnya.”
Adapun untuk menjaring ide-ide terkait dengan pengembangan teknologi informasi, terutama di bidang blockchain, BCA tahun ini kembali menyelenggarakan ajang BCA Finhacks.
Dalam ajang ini, perseroan ingin mendapat insight tentang pengembangan teknologi blockchain guna pengelolaan identitas, inklusi keuangan, serta transaksi interbank dan remitensi.

Jahja menyampaikan penggunaan blockchain dapat membuat beban operasional perseroan turun. Pasalnya, penyimpanan data nantinya dilakukan secara desentralisasi.
“Namun, pada implementasi pertama kali akan banyak belanja modal yang keluar. Tetapi setelahnya beban operasioanl akan turun secrara gradual.”
Selain itu, perseoran pun telah menganggarkan belanja modal untuk TI tahun 2020 tidak jauh berbeda dengan anggaran 2019, yakni sebanyak Rp 5 Triliun hingga Rp 5,2 Triliun.
Jahja pun mengatakan, “Sekitar Rp 5 triliun totalnya termasuk cabang tambahan, ATM baru, setor-tarik yang baru dapat rekor MURI untuk 6.888 mesin paling banyak untuk ATM tarik-setor.”
Perihal perkembangan teknologi, di saat banyak bank yang berbondong-bondong memangkas keberadaan kantor cabang dan memfokuskan layanan kepada nasabah secara digital, BCA justru tetap berencana akan menambah kantor cabang baru di tahun depan.
“Penambahan cabang kira-kira 20 dan penambahan agen-agen bank ratusan dengan model lakupandai akan berjalan terus,” kata Jahja.
Menurut Jahja, hal ini dilakukan lantaran kebutuhan uang tunai yang belum bisa tergantikan dengan sistem digital saat ini.
Sumber: Kompas