International Investor Club – PT Intiland Development Tbk melihat tren industri properti tahun depan masih konservatif. Manajemen melihat tren pergerakan industri properti tahun depan bakal sama dengan tahun ini.
Theresia Rustandi, Sekretaris Perusahaan Intiland menyebutkan bahwa tahun depan masih ada peluang bagi pasar properti. Salah satunya bila kondisi dan indikator perekonomian, politik dan keamanan domestik relatif stabil.

Dalam sajian berita Kontan, Theresia mengungkapkan:
“Pemerintah sudah dan akan meluncurkan sejumlah stimulus kebijakan yang sangat menguntungkan bagi konsumen dan pertumbuhan pasar properti.”
Baca Juga: Majapahit Inti (AKSI) Lakukan Rights Issue 27 Miliar Saham
Saat ini untuk alokasi belanja modal dan target marketing tahun depan masih difinalisasi. Yang jelas, pihaknya masih akan mengembangkan 4 portofolio yakni landed, high rise mixed use, kawasan industri dan properti untuk recurring income.
Ia melanjutkan, perusahaan ini juga melakukan penyesuaian dengan perubahan dan perkembangan kondisi pasar properti belakangan ini.
Yang jelas, perusahaan masih mengandalkan penjualan produk di proyek-proyek berjalan dan peluncuran proyek baru untuk tahun depan. Theresia menambahkan:
“Kontribusi terbesar kami targetkan berasal dari penjualan produk residensial seperti kawasan perumahan dan apartemen.”
Diantaranya berasal dari kawasan perusahaan di Jakarta seperti Serenia Hills dan South Grove. Diluar itu ada Talaga Bestari, Magnolia Residence, dan Graha Natura. Tercatat sampai kuartal III, perusahaan mencatat marketing sales Rp 682 Miliar.

Perusahaan saat ini masih dalam proses penyesuaian dengan pemberlakuan PSAK 72 yang akan berpengaruh terhadap capaian kinerja pendapatan dan profitabilitas di tahun depan. Manajemen juga belum akan menambah landbank miliknya sebab ketersediaan lahan saat ini sudah cukup untuk ekspansi beberapa tahun ke depan.
Baca Juga: KoinWorks akan Tambah Lender Institusi dari Luar Negeri Tahun Depan
Menilik sektor properti lain, pertengahan bulan ini, proses pengurusan properti yang dirasa masih terlalu rumit dan memberatkan masyarakat membuat tingkat kepuasan konsumen terhadap iklim properti di Indonesia mengalami penurunan.
Hasil survei yang dirilis oleh Rumah.com mengenai Property Affordability Sentiment Index Indonesia menunjukkan bahwa tingkat kepuasan terhadap iklim properti pada semester I/2019 sebesar 61%. Angka tersebut turun jika dibandingkan dengan pencapaian dalam 2 tahun terakhir.
Head of Marketing Rumah.com, Ike Noorhayati Hamdan mengatakan bahwa beberapa proses pengurusan properti yang dianggap masih terlalu berbelit dan sering kali memberatkan masyarakat dianggap sebagai salah satu faktor yang membuat tingkat kepuasan terhadap iklim properti menurun.
Masyarakat kelas menengah bawah terutama pekerja informal masih sering kali mengalami kesulitan untuk mengurus kredit pemilikan rumah (KPR).