Bank Didalam FinCEN Files Sahamnya pada Hancur. Siapa Sajakah?

0
770
FinCEN
BBC (doc.)

International Investor Club – FinCEN Files berhasil membuat heboh pasar keuangan dunia. Sejumlah bank besar disebut telah melakukan transaksi dengan penjahat dan teroris.

Sejak kasus ini mencuat, harga saham bank tersebut bertumbangan sejak data tersebut dirilis 20 September kemarin.

Baca Juga: SOHO Kena Suspensi Bursa Karena Menguat Tajam!

Bank dalam FinCEN Files

Jernih (doc.)

Dalam sajian berita CNBC Indonesia dijabarkan, Sejumlah bank disebut disebut oleh media BuzzFeed dan ICIJ terlibat dalam transaksi pencucian uang antara lain HSBC, Standard Chartered Bank, Deutsche Bank, JPMorgan dan Bank of New York Mellon, Standard Chartered, Deutsche Bank dan Barclays Bank.

Sedangkan organisasi keuangan yang disebut terlibat dalam transasksi mencurigakan diantaranya American Express, Bank of America, Bank of China, Barclays, Citibank, Commerzbank, Danske Bank, First Republic Bank, Société Générale, dan Wells Fargo.

Terpantau seluruh bank dan organisasi keuangan yang disebut oleh BuzzFeed terlibat dalam skandal ini ambruk.

Koreksi terparah sendiri dibukukan oleh bank terbesar asal Jerman Deutsche Bank yang setelah disebutkan terlibat skandal pencucian uang sahamnya terpaksa ambruk sebesar 9,62% hanya dalam 2 hari perdagangan.

Bank dengan aset dan kapitalisasi pasar terbesar di dunia yakni JPMorgan Chase juga terpaksa terkoreksi parah. Tercatat JPM terkoreksi hingga 4,15%. Sedangkan saingan JPM yakni Bank of America juga anjlok parah 5,04%.

Investigasi Kejahatan

MERJE (doc.)

FinCEN sendiri merupakan akronim dari Jaringan Investigasi Kejahatan Keuangan AS. Mereka berisi orang-orang di Departemen Keuangan Paman Sam yang bertugas untuk memerangi kejahatan keuangan.

Biasanya, setiap ada masalah transaksi ditemukan, yang dilakukan dalam dolar AS, akan dikirim ke FinCEN. Ini pun mencakup transaksi dengan dolar yang terjadi di luar negara itu.

Dalam sajian berita CNBC Indonesia dijabarkan, dokumen ini pertama kali bocor ke Buzzfeed News. Ini kemudian dibagikan dengan grup yang berisi jurnalis investigasi dari seluruh dunia, ke 108 organisasi berita di 88 negara.

Dokumen itu berisi 2.500 lembar halaman. Sebagian besar adalah file yang dikirim bank-bank ke otoritas Amerika Serikat (AS) antara tahun 2000 sampai 2017.

Di dalamnya terdapat skandal penggelapan dana hingga pengemplangan pajak dari lembaga keuangan besar dunia. Nilanya mencapai $ 2 Triliun atau sekitar RP 28.000 Triliun dengan frekuensi mencapai 200.000 transaksi. Luar biasa sekali angkanya!