International Investor Club – PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menyatakan akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham dengan menyiapkan dana Rp 1 Triliun untuk aksi korporasi ini.
Baca Juga: BMTR Ambruk, Bagaimana Investasi Lo Kheng Hong Didalamnya?
BRPT Ingin Buyback

Dalam sajian berita Kontan dijabarkan, mengutip keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, awal pekan ini, periode pembelian kembali saham BRPT akan berlangsung antara 29 September 2020 sampai 29 Desember 2020. Adapun jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 2% dari jumlah modal yang ditempatkan BRPT.
Manajemen BRPT mengatakan, pelaksanaan aksi buyback saham ini tidak akan memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kinerja dan pendapatan BRPT. Sebab, saldo laba dan arus kas BRPT yang tersedia saat ini mencukupi kebutuhan dana untuk melakukan buyback saham.
Dalam sajian berita Kontan, David Kosasih, Direktur Keuangan Barito Pacific mengungkapkan:
“Program buyback ini diharapkan mengirim sinyal positif dan dilakukan sebagai bentuk keseriusan korporasi menjaga level of confidence investor terhadap Barito Pacific.”
Per penutupan pasar kemarin, saham BRPT naik 15,33% ke level Rp 790. Namun, sejak awal tahun atau secara year-to-date, saham emiten taipan Prajogo Pangestu ini masih terkoreksi hingga 47,68%.
Sebenarnya, berapa harga wajar (fair value) saham BRPT saat ini?
Analis Mirae Asset Sekuritas, Lee Young Jun merekomendasikan hold saham BRPT dengan target harga Rp 700. Yang artinya, harga BRPT sudah cukup wajar saat ini, menurut Lee.
Sebelumnya, Mirae Asset menyematkan rekomendasi jual (sell) saham ini dengan target harga Rp 650 per saham.
Kinerja Perusahaan

Salah satu pertimbangan aksi ini adalah, kinerja emiten di sisa tahun ini diperkirakan akan membaik dibandingkan dengan kinerja pada kuartal kedua 2020. Sebab, penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada September 2020 tidak akan seketat PSBB pertama.
Adanya PSBB ini, lanjut Young Jun, mungkin akan memperlambat proses pemulihan ekonomi. Namun, efeknya terhadap ekonomi tidak akan sebesar PSBB di kuartal kedua.
Dengan pemulihan ekonomi secara bertahap dan dengan adanya PSBB kedua, Mirae Asset Sekuritas memperkirakan permintaan petrokimia domestik akan mencapai puncaknya pada kuartal ketiga, dan akan sedikit turun pada kuartal keempat 2020.
Jun memperkirakan harga minyak saat ini memiliki potensi kenaikan yang mulai terbatas, salah satunya karena kepatuhan yang rentan negara produsen minyak terhadap aturan pemotongan produksi yang menyebabkan adanya potensi produksi yang berlebih. Selain itu, Libya juga akan memulai kembali ekspor minyak mentah.
Dus, dengan rendahnya harga minyak, salah satu segmen bisnis yang akan diuntungkan adalah plastik kemasan dari meningkatnya lalu lintas perdagangan online (e-commerce).