International Investor Club – Terungkap sudah, siapa investor asing pembeli saham emiten Otto Sugiri, PT Indointernet Tbk (EDGE), yang sebelumnya sempat diborong investor asing sebesar Rp 2 Triliun.
Keterbukaan informasi di bursa mencatat, Digital Edge Hongkong Limited yang sebelumnya menjadi pemegang saham minoritas, telah mengambil alih EDGE dan saat ini menjadi pemegang saham minoritas setelah transaksi.
Baca Juga: Saham Teknologi Tanah Air pada Cuan Besar, Kenapa Bisa?
EDGE Diborong Rp 2 Triliun

Dalam sajian berita CNBC Indonesia dijabarkan, tercatat sebelum transaksi per tanggal 10 Juni 2021, Otto Sugiri menjadi pengendali dengan kepemilikan 38,9%, selanjutnya Han Arming Hanafia menguasai 17,5%, Bing Moniaga 15,10%, Digital Edge sebesar 12,10%, dan masyarakat sebesar 7,9%.
Sedangkan per 11 Juni 2021 kepemilikan saham berubah, di mana kepemilikan Digital Edge Hong Kong berubah menjadi 59,10%, Sedangkan Han Arming Hanafia turun menjadi hanya menguasai 7,45%, Kepemilikan Bing Moniaga turun menjadi 6,44%, dan kepemilikan Otto Sugiri menjadi hanya 16,56%.
Digital Edge Hong Kong Limited merupakan perusahaan teknologi yang berlokasi di Tai Sang Bank Building di calan Des Vouex, Hong Kong. Perseroan bergerak di bidang perusahaan data center yang memiliki fokus di Asia Pasifik.
Perseroan dibeking oleh Stonepeak Infrastructure Partners, private equity firm asal New York dengan dana kelolaan hingga $ 31 Miliar yang fokus pada sektor infrastruktur, Digital Edge berkomitmen dengan nominal lebih dari $ 1 Miliar untuk mengembangkan bisnis data center di Asia Pasifik.
Investor Asing

Sebelumnya pada 11 Juni 2021 kemarin, investor asing menggunakan broker PT BCA Sekuritas (SQ) melakukan pembelian sebanyak 1,89 juta lot EDGE di harga Rp 10.495/unit dari investor lokal, yang menggunakan sekuritas yang sama sehingga transaksi ini merupakan transaksi crossing alias tutup sendiri. Tercatat investor asing menggelontorkan dana sebesar Rp 1,99 Triliun untuk menebus transaksi ini.
Merespons adanya transaksi tersebut, saham EDGE kembali ditransaksikan terbang ke level ARA selama 2 hari beruntun alias kenaikan tertinggi harian. Tercatat harga saham EDGE berada di angka Rp 25.200/unit kenaikan tepat di angka 20%. Nilai transaksi EDGE tercatat sebesar Rp 1 Miliar dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 10 Triliun.
Sebagai informasi, pasar negosiasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah satu dari tiga jenis transaksi di bursa saham. Jenis transaksi lain yaitu transaksi di pasar reguler atau pasar biasa, dan pasar tunai.
Transaksi di pasar reguler merupakan transaksi yang dilakukan menggunakan mekanisme tawar menawar berkelanjutan, dan menjadi fasilitas bertransaksi dengan harga normal dan jumlah transaksi minimal 1 lot (100 saham).
Sebaliknya, transaksi besar yang dilakukan di pasar negosiasi biasanya melibatkan pemilik atau pemegang saham besar yang tidak ingin merusak harga di pasar reguler. Harga dan jumlah transaksi bisa ditentukan oleh kedua belah pihak tanpa perlu mengikuti harga pasar.
Sementara itu, pasar tunai adalah pasar di mana perdagangan efek di bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (continuous auction market) oleh perusahaan efek anggota bursa (AB) melalui sistem JATS, dan penyelesaiannya dilakukan pada hari bursa yang sama alias hari itu juga (T+0).