International Investor Club – Harga saham emiten produsen rokok, PT Gudang Garam Tbk (GGRM), pada perdagangan di awal pekan ini terkoreksi cukup dalam di tengah rumor akuisisi perusahaan oleh Japan Tobacco (JT).
Baca Juga: SSIA Direkomendasikan Beli Karena PPKM Darurat
GGRM Ambruk

Dalam sajian berita CNBC Indonesia dijabarkan, sampai sesi kedua perdagangan berakhir, awal pekan ini, data BEI mencatat harga saham GGRM anjlok 6,98% ke level Rp 43.950 per saham atau menyentuh batas auto reject bawah (ARB), setelah ditransaksikan sebanyak 6.376 kali dengan volume 2,06 juta saham senilai Rp 138,11 Miliar.
Sejak awal tahun, harga saham perseroan menguat sebesar 7,20% dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 84,56 Triliun.
Saham GGRM sepekan terakhir akumulatif naik 7,85%, sebulan terakhir perdagangan cuan 31,29%, dan 3 bulan terakhir juga naik 22%.
Isu mengenai GGRM yang menjadi target akuisisi perusahaan Jepang memang berhasil mengerek saham emiten rokok ini dalam beberapa waktu belakangan.
Berdasarkan riset terbaru yang dipublikasikan CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, pelaku pasar memang tengah ramai membicarakan potensi GGRM menjadi subjek merger dan akuisisi (M&A) oleh perusahaan asing.
“Kami mengeksplorasi alasan dari perspektif pembeli potensial serta apa yang mungkin mendorong keluarga [pendiri Gudang Garam] untuk menjual. Kami pikir Japan Tobacco (JT) adalah yang paling mungkin untuk membeli saham ini dari perspektif strategis serta mengenal baik keluarga pengendali GGRM,” tulis riset CGS-CIMB Sekuritas Indonesia.
Akusisi JT
Sekuritas ini pun menilai, JT punya kemampuan untuk membeli emiten rokok ini. Serangkaian aksi sejak 2009 menunjukkan GGRM telah ‘diremajakan’ secara operasional dan kini memiliki struktur keuangan yang lebih agresif.
“Mengakuisisi GGRM dapat menelan biaya sebanyak $ 10-15 Miliar [Rp 215 triliun, kurs Rp 14.300/USD] atau Rp 80.000-113.000 per saham,” tulis sekuritas tersebut.
JT dinilai menjadi yang paling agresif, hal itu lantaran perusahaan tersebut sudah mengakuisisi delapan perusahaan dalam 8 tahun terakhir.
Akuisisi JT termasuk Mighty Corporation (pemain rokok nomor 2 di Filipina), Donskoy Tabak (pemain rokok terbesar di Rusia), dan Akij Group (pemain rokok terbesar kedua di Bangladesh).
“JT mendominasi pasar rokok Jepang dengan pangsa pasar 61,5% pada tahun 2016. Indonesia sebagai target layak berikutnya – siapa yang bersedia menjadi penjual sekarang?”
CNBC Indonesia sudah mengkonfirmasi mengenai rumor yang beredar di kalangan pelaku pasar tersebut kepada Direktur GGRM, Istata Taswin Siddartha. Namun, sampai berita ini ditayangkan, Istata belum menjawab perihal akuisisi perusahaan oleh JT.
Perlu diingat GGRM dan Japan Tobacco punya hubungan harmonis. Pada 4 Agustus 2017, Japan Tobacco membeli perusahaan Gudang Garam.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Jepang, JT mengumumkan mengakuisisi 100% saham perusahaan rokok Indonesia yang merupakan anak usaha GGRM yaitu PT Karyadibya Mahardhika (KDM) dan distributornya PT Surya Mustika Nusantara (SMN) senilai $ 677 Juta atau saat itu setara Rp 9,02 Triliun.