DMMX Terus Melesat. Ada Apa?

0
600
DMMX saham
FAC Securitas (doc.)

DMMX

International Investor Club – Di tengah kabar bahwa izin Kresna Sekuritas resmi dicabut oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terdapat saham salah satu Group Kresna yang tetap berjaya.

Tercatat pada perdagangan hari ini PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) berhasil naik 1,63% ke level Rp 3.110/unit. Bahkan sepekan terakhir DMMX telah naik 20%, sebulan terakhir DMMX telah terbang 96%, dan dalam tiga bulan terakhir saham DMMX telah terbang 431%.

Baca Juga: BRIS dan ARTO Masuk Daftar Saham LQ45 Terbaru

DMMX Terus Melesat

DMMX
Sribu (doc.)

Dalam sajian berita CNBC Indonesia dijabarkan, melesatnya saham DMMX tentunya tak lepas dari perseroan yang baru saja merilis laporan keuangan Q2 2021. Kinerja laba DMMX naik amat sangat pesat dari Rp 18 miliar di Q2 2020 menjadi Rp 116 Miliar di Q2 2021 atau kenaikan mencapai 644%.

Usut punya usut kenaikan terjadi bukan karena bisnis perusahaan yang sedang moncer karena sejatinya laba usaha DMMX hanyalah Rp 12,5 Miliar. Kenaikan masif muncul di pos Laba investasi lainya dimana perusahaan berhasil membukukan keuntungan Rp 105 Milliar.

Setelah di telusuri perseroan menyebutkan pos ini berupa investasi surat berharga yang dimiliki untuk diperdagangkan di bursa berupa saham sebanyak 50.000.000 unit per tanggal 30 Juni 2021.

Nilai pasar 50 juta unit saham tersebut per akhir kuartal kedua adalah sebesar Rp 145 Miliar dimana sebelumnya perseroan melakukan pembelian saham tersebut senilai Rp 40 Miliar sehingga laba investasi yang belum terealisasi sebesar Rp 105 Miliar dimasukkan sebagai laba.

Laba yang Melambung

Saham

Menariknya perseroan tidak menjelaskan terhadap saham apakah DMMX berinvestasi padahal nilainya sangatlah material karena mencakup lebih dari 90% laba bersih DMMX dan tentunya pertanyaan yang muncul di benak para investor apakah saham yang diborong oleh DMMX merupakan pihak afiliasi alias saham-saham Kresna Group lainya.

Saham-saham Group Kresna memang sejak awal tahun sudah melesat ratusan hingga ribuan persen.

Tercatat berberapa saham Kresna Group seperti PT Telefast Indonesa Tbk (TFAS) sudah terbang hingga 2.969% atau hampir 30 kali lipat sejak awal tahun dan menjadi salah satu saham dengan kenaikan tertinggi di bursa lokal.

Meskipun sudah melesat kencang sejatinya kenaikan saham Group Kresna tidak disertai likuiditas yang memadai dan transaksi harianya tergolong mini sehingga harga sahamnya mudah digerakkan naik oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab alias cornering.

Tentunya apabila memang investasi perusahaan dilakukan di saham Group Kresna yang likuiditasnya kurang, cuan Rp 105 Miliar hanyalah catatan floating profit belaka dan sulit direalisasikan karena tak adanya likuiditas di saham tersebut.

Dengan tidak memberitahukan saham apa yang di investasikan oleh DMMX, hal ini juga tentunya juga memberikan preseden buruk bagi pasar modal Indonesia terutama bagi saham-saham suatu grup usaha.

Bisa saja ketika suatu emiten memiliki kinerja keuangan yang buruk, manajemen dapat melakukan transaksi afiliasi pembelian saham dari grup usaha yang sama di harga murah di pasar negosiasi dan mencatatkan selisih dari harga pembelian dengan harga pasar sebagai laba bersih. Pada akhirnya hal ini tentu saja dapat berpotensi mengecoh investor.