Bank Mandiri
International Investor Club – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat idAAA untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahap II 2017 Seri A PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) senilai Rp1 Triliun. Obligasi tersebut bakal jatuh tempo pada 15 Juni 2022.
Baca Juga: MDKA Lunasi Obligasi Berkelanjutan II Tahap I 2021
Obligasi Bank Mandiri

Dalam sajian berita Bisniscom dijabarkan, Pefindo dalam laporannya menyebut kesiapan Bank Mandiri untuk melunasi obligasi yang akan jatuh tempo tersebut didukung oleh aset likuid dalam bentuk penempatan pada Bank Indonesia (BI) sebesar Rp10,1 Triliun per 31 Maret 2022.
Efek utang dengan peringkat idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo. Kemampuan obligor untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut dibandingkan obligor Indonesia lainnya adalah superior,” tulis Pefindo.
Emiten bank dengan kode BMRI ini merupakan bank komersial milik pemerintah yang menawarkan produk dan jasa perbankan secara lengkap, termasuk korporasi, komersial, UKM dan mikro, konsumer, internasional, dan treasury.
Pefindo menyebutkan bahwa BMRI juga menyediakan layanan jasa keuangan melalui anak-anak perusahaannya termasuk PT Bank Syariah Indonesia dengan peringkat idAAA atau stabil, sementara PT Bank Mandiri Taspen meraih peringkat idAA+ atau stabil.
Selain itu, PT Mandiri Tunas Finance mendapatkan peringkat idAA+ atau stabil, PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia meraih peringkat idAA, PT AXA Mandiri Financial Services, dan PT Mandiri Sekuritas.
Hingga 31 Desember 2021, saham perseroan dimiliki pemerintah Indonesia sebanyak 52 persen, kemudian 8 persen dimiliki oleh Indonesia Investment Authority (INA). Adapun, 40 persen sisanya dimiliki oleh publik.
Sementara itu, kegiatan operasional BMRI didukung oleh 2.428 kantor domestik dan internasional, 1.635 outlet mikro, 13.087 ATM, dan 37.840 karyawan.

Di sisi lain, Pefindo juga telah menaikan peringkat untuk PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dan Obligasi berkelanjutan III menjadi “idA+” dari “idA”.
“Hal ini mencerminkan penilaian kami bahwa SMRA akan mempertahankan profil keuangannya yang kuat khususnya peningkatan di indikator leverage keuangan dan arus kas yang dipicu oleh proyeksi pendapatan yang lebih baik,” tulis Pefindo.
Pefindo menilai sumber pendapatan SMRA di masa depan akan berasal dari pra penjualan di area yang sudah ada, terutama Bogor, Serpong dan pengembangan area di masa depan, termasuk peningkatan pendapatan di segmen pusat perbelanjaan dan hotel.
Prospek atas peringkat perusahaan adalah “stabil”. Obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya.