ADMR Masuk Rekomendasi Analis, Kenapa?

0
240
ADMR

International Investor Club – Saham PT Adaro Minerals Tbk (ADMR) masih punya daya Tarik. Analis Trimegah Sekuritas Hasbie mempertahankan rekomendasi beli saham ADMR dengan target harga Rp 2.400 per saham.

Baca Juga: BBKP Tunjuk Young Eun Moon Jadi Direktur Baru

Prospek Saham ADMR

ADMR
Tempias (doc.)

Dalam sajian berita Kontan dijabarkan, ada dua faktor yang menurut Hasbie membuat saham ADMR menjadi atraktif. Pertama, ADMR menjadi satu-satunya proxy murni untuk bisnis batubara kokas dan aluminium di Indonesia. Kedua, valuasi saham akan menjadi lebih murah setelah bisnis aluminiumnya mulai beroperasi pada 2025.

“Namun, kami menyadari bahwa faktor makro saat ini, seperti kemungkinan adanya lockdown di China dan kenaikan suku bunga, menjadi sentimen hambatan jangka pendek,” terang Hasbie.

Sekedar informasi, anak usaha PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) ini membukukan kinerja apik sepanjang semester pertama 2022. ADMR membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 202,00 Juta di semester pertama 2022. Angka ini melejit 490 % dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu yang hanya US$ 34,18 Juta.

Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan. ADMR membukukan pendapatan usaha bersih US$ 435,65 juta atau naik 165% dari pendapatan di semester pertama tahun lalu di angka US$ 164.15 juta

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADMR Christian Ariano Rachmat mengatakan, kenaikan signifikan pada harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) dan kenaikan volume penjualan mendorong kenaikan profitabilitas ADMR.

Kenaikan pendapatan ini terjadi berkat kenaikan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP), yang ditopang kondisi harga yang solid dan kenaikan volume penjualan. Perusahaan mencatatkan kenaikan ASP sebesar 143% dibandingkan ASP pada semester pertama 2022.

Kenaikan ASP ini dibarengi dengan kenaikan kinerja operasional perusahaan. Volume produksi pada enam bulan pertama 2022 naik 7% menjadi 1,53 juta ton dari sebelumnya 1,43 juta ton di periode yang sama tahun lalu.

Bersamaan, volume penjualan mengalami kenaikan 9% menjadi 1,28 juta ton. Sebagai perbandingan, penjualan di periode yang sama tahun lalu sebesar 1,17 juta ton.