International Investor Club – PT United Tractors Tbk (UNTR) membukukan laba bersih senilai Rp21,0 triliun pada 2022. Realisasi itu meningkat 104% dibandingkan 2021 yang senilai Rp10,3 triliun.
Kinerja ini tak terlepas dari lonjakan pendapatan bersih UNTR yang mencapai Rp123,6 triliun, atau naik 56% dari tahun 2021 sebesar Rp79,46 triliun.
Baca Juga: UNTR Cetak Penjualan Fantastis, Lebih dari 5.000 Unit di Oktober
Laba UNTR Melesat 100% Lebih

Dalam sajian berita IDX Channel dijabarkan, kontribusi terbesar pemasukan perusahaan grup Astra ini datang dari segmen kontraktor pertambangan senilai Rp47,36 triliun, disusul mesin konstruksi Rp36,49 triliun, hingga pertambangan batu bara Rp31,10 triliun.
Adapun pendapatan dari pertambangan emas mencetak Rp7,65 triliun, disusul industri konstruksi Rp949 miliar, dan energi Rp34 miliar. Secara spesifik, lini bisnis di bidang kontraktor penambangan yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) naik 43%, dari 2021.
“Volume produksi batu bara PAMA sebesar 116 juta ton, relatif sama dengan tahun 2021 dan peningkatan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 12% dari 852 juta bcm menjadi 954 juta bcm, dengan rata-rata strip ratio sebesar 8,2x meningkat dari 7,3x,” kata manajemen di Jakarta.
Adapun volume penjualan alat berat Komatsu tahun 2022 mencapai 5.753 unit, atau meningkat 86% dari 2021 sebanyak 3.088 unit. Peningkatan ini didorong kenaikan permintaan dari semua sektor utama pengguna alat berat, yang sebanyak 60% diserap sektor pertambangan.
Dari segmen tambang batu bara yang dijalankan PT Tuah Turangga Agung (TGA), total penjualan batu bara hingga triwulan keempat 2022 mencapai 9,9 juta ton, alias tumbuh 10% dari tahun 2021. Anak usaha perseroan mendapat berkat dari kenaikan rata-rata harga jual batu bara.
Selanjutnya dari sisi pertambangan emas yang dijalankan oleh PT Agincourt Resources (PTAR) tercatat mencetak penjualan 286 ribu ons, alias turun 13% dari 2021 sebesar 330 ribu ons. Manajemen menyebut ini terjadi berkat adanya penurunan kadar emas di tambang yang terletak di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Unit usaha industri konstruksi yang dijalankan PT Acset Indonusa Tbk (ACSET) membukukan pendapatan sebesar Rp949 miliar. Sayang, kinerja tahun 2022 lebih rendah dari 2021 sebesar Rp1,5 triliun.
Terakhir, dari unit usaha energi yang dikonsolidasikan melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN) mencetak pendapatan Rp34 miliar.