International Investor Club – PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) berhasil meraih laba bersih pada 2022 sebesar Rp2,75 triliun atau meningkat 70,1 persen dibandingkan perolehan 2021 sebesar Rp1,62 triliun.
Direktur Pengembangan Usaha Jasa Marga, M Agus Setiawan mengatakan laba tersebut diperoleh dari dua sumber pendapatan.
“Yang pertama itu pendapatan usaha berupa pendapatan tol dan itu merupakan bisnis utama kami jadi kami membukukan pendapatan sebesar Rp12,4 triliun ini meningkat 15 persen dari pendapatan tol di tahun 2021,” kata Agus dalam siaran New Power Breakfast di Segmen Bincang Emiten.
Baca Juga: Saham Konstruksi Bergejolak, Ada Apa Ya?
JSMR Raup Labar Bersih Rp2,75 Triliun

Dalam sajian berita IDX Channel dijabarkan, Agus menambahkan bahwa pendapatan yang kedua diperoleh dari bisnis-bisnis usaha pendukung jalan tol.
“Jadi pendapatan yang diperoleh ini sekitar Rp1,4 triliun ini naik signifikan sebesar 35 persen dari tahun sebelumnya secara keseluruhan pendapatan usaha yang kami memperoleh di 2022 itu sebesar Rp13,8 triliun,” jelasnya.
Selain itu, menurut Agus, korporasi berhasil mencapai Ebitda yang baik yaitu sebesar Rp8,7 triliun atau tumbuh sekitar 13 persen.
“Secara keseluruhan bisnis kami membaik di tahun 2022 ini karena yang pertama tentu pandemi yang mereda sehingga mobilitas masyarakat ini cukup meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya kemudian juga kami melakukan berbagai efisiensi dari sisi pengoperasian dengan mengoptimalkan teknologi dan ada ruas-ruas baru yang mendukung peningkatan pendapatan kami di 2022,” tandas Agus.
Di sisi lain, emiten bir bintang PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) dan entitas anak meraup laba bersih Rp924,7 miliar pada 2022. Realisasi itu meningkat 38,92% yoy dibandingkan 2021 senilai Rp665,68 miliar.
Alhasil laba bersih per saham dasar MLBI tumbuh menjadi Rp439 per saham, dari semula Rp316 per saham.
Lonjakan laba terjadi akibat pertumbuhan pendapatan bir sebesar 25,92% yoy menjadi Rp3,11 triliun, dari tahun 2021 senilai Rp2,47 triliun.
Penjualan bir di pasar domestik mendominasi omset perseroan, senilai Rp3,10 triliun, sedangkan ekspor hanya sebesar Rp7,06 miliar, yang mencakup negara Australia, Singapura, dan Belanda.
Adapun beban pokok MLBI ikut terdongkrak 7,12% menjadi Rp1,19 triliun, yang sebagian besar berasal dari ongkos produksi baik bahan baku dan pabrikasi.
Neraca MLBI di akhir 2022 menunjukkan kenaikan aset sebanyak 15,48% menjadi Rp3,37 triliun, akibat peningkatan aset tidak lancar. Jumlah kewajiban pembayaran (liabilitas) membengkak 26,24%, karena peningkatan utang jangka pendek.
Modal bersih perseroan masih terjaga di kisaran Rp1,0 triliun, sedangkan arus kas di akhir 2022 bertambah menjadi total Rp842,32 miliar, akibat adanya sisa kas dari operasional.