International Investor Club – Matahari Department Store Tbk (LPPF) akan memperpanjang pembelian kembali saham tersebut hingga tahun 2024.
Sebelumnya, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan yang digelar pada 6 Juni 2022, LPPF telah mendapatkan persetujuan untuk melakukan program pembelian kembali saham untuk jangka waktu 18 bulan hingga 5 Desember 2023. Adapun aksi korporasi tersebut, perseroan telah menyiapkan dana hingga Rp 1 triliun.
Baca Juga: BBNI Bakal Buyback Saham, Siapkan Dana Hampir Rp1 Triliun
LPPF Perpanjang Periode Buyback

Dalam sajian berita IDX Channel dijabarkan, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen LPPF menyatakan bahwa, perseroan bermaksud untuk melanjutkan program pembelian kembali saham hingga tahun 2024 mendatang. Untuk itu, perseroan harus kembali melakukan RUPSLB pada Desember 2023.
“Sehingga, perseroan menghentikan pembelian kembali saham yang saat ini berjalan dan mengusulkan program baru pembelian kembali saham, yang akan berlaku sampai dengan September 2024 dalam RUPST mendatang,” kata manajemen LPPF dalam keterbukaan informasi.
Adapun, tujuan dari pelaksanaan aksi korporasi ini merupakan salah satu bentuk usaha perseroan untuk meningkatkan nilai pemegang saham. Sehingga akan memberikan fleksibilitas yang besar kepada perseroan dalam mengelola modal untuk mencapai struktur permodalan yang lebih efisien.
Sementara itu, buyback akan dilakukan baik melalui Bursa atau di luar Bursa dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya POJK 30/2017 pasal 10 dan 11. Harga pelaksanaan buyback yang ditetapkan LPPF yakni sebesar Rp7.900 per saham.
“Pelaksanaan buyback diharapkan tidak akan mempengaruhi kegiatan usaha dan operasional perseroan, dikarenakan perseroan telah memiliki modal kerja yang cukup untuk menjalankan kegiatan usaha,” tutup manajemen LPPF.
Di sisi lain sebelumnya, PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) berencana melakukan pembelian kembali saham atau buyback. Dalam aksi korporasi ini, perseroan menyiapkan dana sebesar Rp50 miliar.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan akan membeli kembali sebanyak 100 juta lembar saham. Adapun biaya yang timbul dari buyback saham ini merupakan imbalan jasa atas transaksi pembelian saham di BEI melalui perusahaan perantara perdagangan efek, sekitar 0,11% dari nilai transaksi.
“Perseroan membatasi harga pembelian saham sebesar maksimum Rp500 per saham,” kata Direktur WOOD, Wang Sutrisno dalam keterbukaan informasi.