Obligasi Credit Suisse Rp265 Triliun Menguap

0
87
Obligasi Credit Suisse

International Investor Club – Aksi akuisisi darurat Credit Suisse Group oleh UBS Group langsung berdampak signifikan terhadap para pemegang obligasi paling berisiko. Ini karena ‘pencaplokan’ tersebut bakal menghapus sama sekali nilai obligasi ‘additional tier one’ (AT1) milik Credit Suisse.

Menurut regulator keuangan Swiss, Finma, obligasi AT1 senilai 16 miliar franc Swiss atau setara dengan US$17,3 miliar (Rp265,55 triliun) akan sepenuhnya terkena write off (hapus buku).

Sebelumnya, Credit Suisse juga sudah diberitahu oleh Finma bahwa obligasi tersebut akan dihapus hingga bernilai nol.

Baca Juga: PPRO Akan Terbitkan Obligasi, Untuk Apa?

Obligasi Credit Suisse

Obligasi Global pph

Dalam sajian berita CNBC Indonesia dijabarkan, obligasi AT1 banyak diterbitkan oleh bank Eropa pasca-krisis finansial 2008 demi meningkatkan modal tanpa harus menerbitkan efek ekuitas baru.

Tujuan adanya obligasi AT1 adalah untuk menambah lapisan perlindungan bagi fundamental bank.

Apabila rasio modal sebuah bank berada di bawah ketentuan, atau jika otoritas mengintervensi, obligasi AT1 bisa dihapus sama sekali dan dikonversi menjadi saham demi menahan risiko kolaps.

Intinya, ini demi mencegah terjadinya bail-out atau penggunaan dana para pembayar pajak (masyarakat) untuk menyelamatkan suatu bank.

Dibandingkan dengan obligasi biasa, obligasi AT1 berada di peringkat bawah. Jadi, ketika suatu institusi keuangan bangkrut, para pemegang obligasi tersebut pada umumnya akan mendapatkan urutan klaim di bawah obligasi biasa.

Hal tersebut yang membuat obligasi yang juga disebut contingent convertibles (CoCos) ini menjadi investasi yang lebih berisiko.

Nah, karena risikonya yang lebih tinggi itu, obligasi AT1 ini menawarkan imbal hasil (yield) yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi biasanya dengan rating kredit yang mirip. Ini membuat obligasi tersebut populer di kalangan investor institusi.

Pada umumnya, ketika perusahaan kolaps, pemegang obligasi akan dibayar lebih dahulu daripada pemegang saham, dan ketika suatu saham perusahaan anjlok ke nol, investor saham tidak akan mendapatkan apapun.

Namun, ini berbeda dengan kasus Credit Suisse.

Sidney Morning Herald (doc.)

Kontras dengan nasib pemegang obligasi AT1 yang uangnya menguap seiring dihapusnya obligasi tersebut, pemegang saham Credit Suisse akan mendapat sejumlah kompensasi.
Salah satu kompensasi tersebut berupa saham UBS, kendati memang dengan harga yang jauh di bawah valuasi yang seharusnya, yakni senilai 0,70 Swiss franc.

Menurut sejumlah analis kepada CNN International, Senin (20 Maret), lantaran rontoknya Credit Suisse tidak mengikuti ‘kaidah’ kebangkrutan tradisional, aturan soal prioritas pemegang obligasi tidak berlaku.

“Hierarki klaim tetap berlaku di UE [Uni Eropa] … tidak mungkin pemegang saham dapat dibayar dan pemegang AT1 tidak dibayar,” kata kepala investasi di Axiom Alternative Investment, David Benamou, dikutip CNN International.

“Keputusan yang diambil otoritas Swiss benar-benar sangat aneh,” imbuh Benamou.

Sementara, kepala analis pasar di CMC Markets, Michael Hewson, menjelaskan kepada CNN International, “Tampaknya dalam kasus ini, karena ini bukan situasi kebangkrutan, pemegang obligasi dan pemegang saham AT1 dianggap sama-sama merasakan sakitnya.”

Pandangan lainnya datang dari Louis Gave, peneliti Gavekal Research, yang menyebut, “Pembuat kebijakan tampaknya siap mengorbankan hak individu di atas altar kebaikan bersama,” kata Louis kepada Barron’s.

Louis melanjutkan, “Merusak pasar obligasi Coco berarti bahwa dalam krisis berikutnya bank harus mendanai diri mereka sendiri dengan cara baru, atau pemegang saham akan menghadapi dilusi besar-besaran.”

Pemegang obligasi Credit Suisse tampaknya akan mengajukan gugatan ke jalur hukum.

Mengutip Barron’s, Quinn Emanuel Urquhart & Sullivan, sebuah firma litigasi yang berkantor pusat di Los Angeles, mengatakan pada Senin bahwa mereka telah mengumpulkan tim pengacara yang tengah mendiskusikan opsi dengan pemegang obligasi AT1 Credit Suisse.