International Investor Club – Bos Twitter Elon Musk mengatakan bahwa arus kas Twitter tetap negatif karena penurunan pendapatan iklan hampir 50 persen. Ditambah beban utang yang berat.
“Perlu mencapai arus kas positif sebelum memiliki kemewahan untuk hal lain,” kata Musk dalam cuitan pada Sabtu pagi, 15 Juli waktu setempat dikutip dari Channel News Asia.
Baca Juga: Sejarah Bitcoin, Sang Pencetus Kripto di Dunia
Pernyataan Elon Musk

Dalam sajian berita Liputan6 dijabarkan, setelah Elon Musk akuisisi Twitter pada Oktober 2022, perusahaan media sosial itu hadapi kekacauan selama berbulan-bulan, termasuk PHK ribuan karyawan, kritik atas moderasi konten yang lemah, dan eksodus banyak pengiklan yang tidak ingin iklan mereka muncul di samping konten yang tidak pantas.
Di sisi lain, Elon Musk yang merekrut Linda Yaccarino, mantan kepala periklanan di Comcast’s NBCUniversal sebagai CEO Twitter mengisyaratkan penjualan iklan tetap menjadi prioritas Twitter bahkan saat berhasil meningkatkan pendapatan subscription. Yaccarino mulai bekerja di Twitter pada awal Juni.
Pada Kamis, Twitter menuturkan, pembuat konten terpilih akan berhak mendapatkan bagian dari pendapatan iklan yang diperoleh perusahaan dalam upaya menarik lebih banyak pembuat konten ke situs tersebut.
Sebelumnya, Twitter mengancam akan menggugat Meta terkait aplikasi Threads yang baru dirilis perusahaan media sosial itu, Kamis 6 Juli 2023.
Menurut sebuah surat yang ditujukan kepada CEO Meta Mark Zuckerberg, pengacara Twitter Alex Spiro berpendapat, Meta menggunakan rahasia dagang dan kekayaan intelektual Twitter untuk membuat Threads.
Spiro, yang juga adalah pengacara pribadi Elon Musk mengklaim bahwa Meta mempekerjakan belasan matan karyawan Twitter untuk mengembangkan Threads.
Hal ini dianggap tidak terlalu mengejutkan, pasalnya setelah Elon Musk mengambil alih Twitter, ada ribuan karyawan Twitter yang di-PHK.
Sebagaimana dikutip The Verge, Jumat (7 Juli) menurut Twitter, banyak dari mantan karyawan mereka yang masih memiliki akses ke trademark Twitter dan informasi-informasi rahasia lainnya.
Twitter pun menuding Meta memanfaatkan hal tersebut dan menugaskan para eks karyawan Twitter untuk mengembangkan aplikasi “peniru” yang melanggar hukum negara bagian dan federal.
Imbasnya, Twitter mengancam akan mengambil langkah hukum baik dalam bentuk perdata maupun ganti rugi terkait Threads ini.